Monday, December 12, 2016

“Letting Go Doesn’t Mean Giving Up”: You Are the Apple of My Eye



Source: http://www.google.com/images

Hey girls! Bosen dengan drama korea romantis yang gitu – gitu aja? Sekali – sekali coba nonton film dari Taiwan yang satu ini deh, girls. “You Are The Apple of My Eye” adalah film yang diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama karangan Giddens Ko, filmnya pun disutradarai langsung oleh Giddens Ko dan soundtracknya pun ditulis oleh Giddens Ko. Film ini sepenuhnya melakukan shooting di seluruh Kabupaten Changhua, termasuk sekolah tinggi Giddens dulu. Film ini juga membuat premiere dunianya di Festival Film Taipei ke-13 pada 25 Juni 2011, kemudian dirilis di bioskop Taiwan pada 19 Agustus 2011 dan mencetak rekor box office di Taiwan dan Singapura, juga memenangkan kategori Film China dan Taiwan terbaik pada Penghargaan Film Hong Kong ke-31.

Source: http://www.google.com/images




“You Are the Apple of My Eye” mengisahkan tentang seorang laki-laki yaitu Ko Ji-Teng (diperankan oleh Ko Chen-Tung) atau panggilannya Ko-Teng yang merupakan anak paling nakal di sekolah. Bermula ketika Ko-Teng dan dua sahabatnya Lao-Tsao dan Hsu Bo-Chun melakukan hal menjijikan di kelas hingga guru memindahkan tempat duduknya ke depan Shen Chia-Yi (diperankan oleh Michelle Chen), seorang murid teladan dan paling pintar di sekolah itu, ia memiliki sahabat bernama Hua Chia-Wei yang pada akhir cerita sukses menjadi pembuat komik. Shen Chia-Yi yang tidak suka pada laki-laki malas berusaha membantu Ko-Teng agar mau belajar, ia bersusah payah memaksanya untuk mengerjakan soal – soal  Matematika dan Bahasa Inggris.


Souce: http://www.google.com/images

Singkat cerita, di akhir tahun ajaran mereka menduduki ranking berurutan. Kejadian demi kejadian perlahan membuat mereka saling menyukai dan terus dekat meskipun pada akhirnya mereka kuliah di universitas yang berbeda. Sayangnya, Ko-Teng tak kunjung dewasa seperti yang diharapkan Chia-Yi, hingga pada suatu ketika mereka bertengkar karena sebuah hal konyol dan keduanya lantas berpisah. Lama tak berkomunikasi, membuat mereka sulit untuk kembali seperti dulu, sampai menjelang ujian tingkat akhir lalu lulus dari universitas masing-masing (meskipun Ko-Teng memutuskan keluar kuliah dan berprofesi menjadi penulis). Di akhir cerita, Chia-Yi kembali menghubungi Ko-Teng, tapi untuk mengundang ke acara pernikahan dirinya dengan pria lain, dan film ini pun berakhir tidak happy ending seperti kebanyakan film romantis. Ya, endingya nyesek banget dan dijamin pasti bakal mewek deh girls karena ceritanya itu ‘nusuk’ banget hehe.



               Source: http://www.google.com/images

                                                 Source: http://www.google.com/images

Pesan yang bisa diambil dari film ini yaitu ada 2 hal, pertama film ini mengajarkan tentang the real friendship itu seperti apa yaitu susah sama – sama, senang juga sama – sama. Dan juga bahwa jika kita mencintai seseorang kita tidak harus bersama dan berada disisi orang tersebut. Cukup dengan melihat orang itu bahagia (walaupun dengan orang lain) sudah cukup. Letting go doesn’t mean giving up.

Caroline Ndoen // 1901483326

No comments:

Post a Comment